RZNEWS – Pertamina Hulu Rokan (PHR) bersama Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Riau bentuk kawasan Ecoeduwisata Bandar Bakau di Dumai dengan Kelompok Pecinta Alam Bahari dalam program konservasi hutan mangrove.
Kolaborasi PHR dan LPPM Unri ini untuk menjaga lingkungan di pesisir Riau dan program mendukung kegiatan konservasi ekosistem mangrove dengan memberdayakan masyarakat tempatan di Kelurahan Pangkalan Sesai Kecamatan Dumai Barat Kota Dumai.
Tim PHR dan LPPM Unri rutin memberikan pendampingan dan peningkatan kapasitas kelompok masyarakat dengan memanfaatkan kawasan seluas 2,6 hektare, ditambah lagi berbagai fasilitas pendukung, seperti pusat informasi, panggung teater, sarana jalur bakau dari beton dan infrastruktur lain.
Pendiri Kelompok Pecinta Alam Bahari Bandar Bakau Dumai Darwis Moh Saleh mengatakan, konservasi mangrove merupakan salah satu unsur penting dalam menjaga kawasan pesisir dari ancaman abrasi dan dukungan konsisten PHR menjalankan berbagai program lingkungan untuk kepentingan masyarakat.
“Selain untuk menahan laju abrasi, hutan bakau juga dikenal sebagai simbol budaya masyarakat Dumai. Mangrove ini sangat bermanfaat bagi lingkungan di pesisir pantai. Program kami meliputi pembibitan, penanaman bakau, edukasi ke anak-anak sekolah hingga pemberdayaan kelompok UMKM,” kata Darwis kepada pers, Rabu (5/4/23).
Dijelaskan, sejak menjadi binaan PHR, pria berlatar belakang penulis sastra dan budaya ini mengakui bahwa terdapat peningkatan yang cukup signifikan, yaitu dari sisi meningkatnya kunjungan masyarakat, kepuasan dan kenyamanan pengunjung.
“Kepuasan dan kenyamanan adalah yang utama,” tuturnya.
Secara umum, Kelompok PAB Bandar Bakau Dumai meliputi kelompok tani hutan fokus pada pembibitan untuk restorasi mengrove, kemudian Kelompok Sadar Wisata atau Pokdarwis yang berperan dalam promosi sisi pariwisata, kelompok UMKM hingga kelompok usaha bersama menciptakan berbagai produk kuliner.
Selain itu, masyarakat tempatan tersebut juga secara konsisten melakukan pembibitan dan penanaman mangrove di kawasan pesisir dalam rentan waktu 3 bulan sekali.
“Melanjutkan kegiatan pasca alih kelola, kita sudah jalankan program penanaman mangrove 3 bulan sekali, jika dihitung mungkin sudah sekitar 50 ribu pohon yang ditanam untuk menjaga lingkungan. Kawasan ini juga menjadi pusat studi anak-anak sekolah untuk belajar tentang hutan mangrove,” ungkapnya.
Sementara, Corporate Secretary PHR Rudi Ariffianto menyebut bahwa PHR terus berikhtiar dalam menjaga alam dan ekosistem lingkungan yang terjaga demi generasi penerus bangsa.
Program ini diimplementasikan lewat pembinaan kelompok masyarakat tempatan yang berfokus untuk menjaga lingkungan di pesisir Riau tersebut.
“Ini merupakan komitmen PHR untuk berperan aktif dalam pelestarian kawasan mangrove di Indonesia. Lewat program TJSL di bidang lingkungan ini, PHR konsisten untuk terus menghadirkan alam yang lestari,” jelasnya.
Program konservasi mangrove dan ecoeduwisata bandar bakau merupakan implementasi dari program tanggung jawab sosial dan lingkungan PHR. Selain bidang lingkungan hidup, PHR juga berfokus pada bidang pemberdayaan ekonomi masyarakat, pendidikan, kesehatan, dan bantuan pasca bencana. rd