RZNEWS – Aktivis pendidikan Riau Erwin Sitompul mendesak Gubernur Abdul Wahid mencopot Pelaksana tugas Kadisdik Riau terkait keterlambatan pembayaran gaji guru bantu jenjang pendidikan dasar yang belum dibayarkan sejak 1 Januari hingga H-12 Idul Fitri.
Desakan ini karena Plt Kadisdik Riau dianggap menelantarkan hak guru yang seharusnya menjadi prioritas utama.
“Gubernur Riau harus ingat, tanpa jasa dan didikan seorang guru, mana bisa membaca dan menulis. Ini adalah bentuk pengabaian yang sangat mencederai dunia pendidikan di Riau,” kata Erwin baru baru ini kepada wartawan.
Sejak Guru Bantu Provinsi Riau direkrut melalui tes resmi pada Tahun 2006 di era kepemimpinan mantan Gubernur Riau HM Rusli Zainal, tidak pernah terjadi keterlambatan pembayaran gaji hingga menjelang Hari Raya Idul Fitri.
Keadaan ini pun menuai kecaman dari berbagai pihak, termasuk para guru yang menggantungkan hidup pada gaji yang belum kunjung cair.
Bahkan pada masa kepemimpinan HM Rusli Zainal, seluruh guru honorer di Provinsi Riau, termasuk guru ngaji dan guru sekolah Minggu, menerima tunjangan hari raya (THR), baik mereka yang mengajar di sekolah negeri maupun swasta.
Hal ini menjadi perbandingan tajam dengan kondisi saat ini dimana hak dasar para guru justru terabaikan.
Aktivis pendidikan tersebut juga menyerukan agar Prèsidèn Prabowo Subianto, anggota DPR RI segera memanggil Gubernur Riau untuk dimintai pertanggungjawaban atas keterlambatan ini.
“Kami meminta agar Presiden Prabowo Subianto dan Anggota DPR RI segera turun tangan dan menekan pemerintah provinsi untuk segera mencairkan gaji yang tertunda. Apabila tidak ada tindakan konkret, kami mendesak untuk mencopot Gubernur Riau karena gagal melindungi kesejahteraan guru,” tegas Erwin.
Mantan Gubernur Riau HM Rusli Zainal bahkan dinilai layak untuk diberikan penghormatan sebagai pahlawan bagi para guru, mengingat kepedulian tinggi terhadap dunia pendidikan di Riau.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada pernyataan resmi dari Pemerintah Provinsi Riau terkait keterlambatan pembayaran gaji Guru Bantu Dikdas.
Namun, desakan publik terus menguat agar permasalahan ini segera diselesaikan sebelum menimbulkan dampak yang lebih luas terhadap dunia pendidikan di Riau. rz/ris