RZNEWS – Dana Participating Interest (PI) 10% yang mulai dicairkan bertahap PT Pertamina Hulu Rokan ke Provinsi Riau pada Desember 2023 ini dengan angka sekitar Rp3,5 triliun ini dianggap paling besar diserahkan ke daerah.
Dekan Fakultas Teknik Universitas Islam Riau (UIR) Prof, Eng Muslim berharap penggunaan dana PI ini bisa tepat guna dan berdampak banyak untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Riau.
“Nilainya sangat fantastis, dan saya pikir inilah dana PI paling besar se-Indonesia. Tentu saja menjadi berkah bagi Provinsi Riau dan harus kita syukuri serta dikelola dengan baik,” kata Muslim kepada pers, Selasa (19/12/23).
Selain itu, diharap dana yang akan dicairkan PHR lewat BUMD PT Riau Petroleum Rokan (RPR) tersebut bisa juga dirasakan manfaatnya oleh 5 daerah penghasil migas di wilayah kerja (WK) Rokan, yakni Kabupaten Bengkalis, Rokan Hilir, Siak, Kampar dan Rokan Hulu.
“Dana ini juga harus bisa langsung dinikmati oleh masyarakat Riau, terutama kabupaten kota penghasil dan terlibat saham di Riau Petroleum Rokan, karena mereka juga perlu diperhatikan. Selama ini kita tahu dana bagi hasil tapi ini ada lagi dana PI yang akan menjadi bonus bagi provinsi, kabupaten, dan daerah,” jelasnya.
Ketua Tim Perhitungan Cadangan dan Pelamparan Reservoir WK Rokan ini menambahkan bahwa penggunaan dana PI ini perlu ada ruang diskusi agar tercapai tujuan tepat guna dan tepat sasaran.
“Agar pemanfaatan tepat sasaran perlu dibuka ruang berdiskusi dengan pihak terkait, supaya ada masukan, dapat input dan dana PI ini benar-benar bisa bermanfaat untuk masyarakat Riau,” sebutnya.
Dia mengatakan, dana PI tersebut bisa menyasar untuk kemaslahatan masyarakat di daerah penghasil. Dia berharap, generasi muda di daerah penghasil migas WK Rokan itu bisa terdongkrak kualitasnya lewat dana PI ini.
“Misalnya beasiswa untuk anak-anak tempatan, sekolahkan mereka S1, S2, S3 terserah mau dari kampus mana di Riau ini yang berpotensi, dan anak-anak tempatan ini kita kualitaskan,” katanya.
Selain itu, dia juga berpandangan bahwa dana PI ini bisa untuk menguatkan RPR sebegai perusahaan pengelola dana PI 10% tersebut. Misalnya dengan mebuat dan mengembangkan pusat studi atau pusat riset terkait migas di Riau yang dibuat oleh Riau Petroleum.
“Ini pengembangan bisnis Riau Petroleum. Karena kita lihat sekarang semua pengujian itu dikirim keluar Riau, jadi kalau kita punya fasilitas itu di Riau ini tentu butuh investasi, peralatan, SDM dan infrastruktur lainnya dan ini juga bisa menjadi penggerak ekonomi di Riau ini,” katanya.
“Jadi, jika ada pengujian yang datang dari oil and gas company ini bisa dilakukan di Riau, itu bisa mendatangkan benefit, dan tentunya ini harus dikelola secara profesional, SDM yang tepat yang memang punya keahlian di bidangnya, peralatan yang disiapkan, dan ini menjadi penggerak ekonomi baru di Riau,” imbuhnya.
PT Pertamina Hulu Rokan mulai mencairkan dana PI Rp3,5 triliun secara bertahap pada Desember ini. Penyerahan secara simbolis telah dilakukan PHR ke RPR pada 11 Desember 2023 disaksikan langsung Gubernur Riau Edy Natar Nasution.
Pencairan Tahap I merupakan pembayaran untuk periode operasi PHR mulai 9 Agustus 2021 hingga 31 Desember 2022 yang dicairkan pada 13 Desember 2023. Sedangkan pencairan Tahap II yakni untuk periode operasi PHR mulai 1 Januari hingga 30 Oktober 2023 akan dilakukan maksimal pada 27 Desember 2023.
Corporate Secretary PHR WK Rokan Rudi Ariffianto berharap, dana PI tersebut bisa dimanfaatkan untuk kepentingan dan kemaslahatan masyarakat Riau, terutama untuk penggerak roda perekonomian Riau.
“Apalagi, dana PI ini melibatkan peran BUMD dalam mengelolanya. Besar harapan kami agar pengelolaan ini berjalan lancar, profesional dan tepat sasaran. Semoga bisa menjadi roda penggerak perekonomian Riau dan mendukung kesejahteraan masyarakat Bumi Lancang Kuning,” kata Rudi. rz