RZNEWS – PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) kembali mendapatkan perpanjangan kontrak penjualan produk petrokimia khususnya produk metanol kepada salah satu group perusahaan refinery Crude Palm Oil (CPO) di Dumai.
Kesepakatan ini mencakup pasokan metanol yang mencapai 18.000 hingga 21.000 Metrik Ton (MT) dengan nilai sebanyak 7,14 juta USD atau setara dengan Rp116 miliar.
Manager Corporate Sales PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut Anggoro Wibowo mengatakan, kesepakatan perpanjangan kontrak kerjasama penjualan produk metanol ini untuk jangka waktu sampai akhir tahun 2024 dengan estimasi total volume sebanyak 18.000 hingga 21.000 MT.
Pengiriman produk metanol tersebut sudah mulai berjalan pada Kamis, (25/7) lalu melalui pengapalan produk sebanyak 3.150 MT ke tangki pelanggan di Kawasan Industri Dumai Pelintung.
“Potensi pasar produk petrokimia di Indonesia khususnya di Sumbagut relatif besar, penjualan metanol ini merupakan ekspansi produk petrokimia yang diharapkan dapat menjadi salah satu komoditas yang bisa mendongkrak pertumbuhan penjualan Pertamina Patra Niaga,” ujar Anggoro.
Ia menjelaskan, selain produk metanol, pihaknya juga melakukan penjualan produk Sodium Methylate Oxide (SMO) kepada pelanggan dengan potensi volume 3.600 hingga 4.800 MT per tahun. Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut juga mendukung kebutuhan bahan bakar dari pelanggan.
Disamping itu, memproyeksikan penjualan produk metanol pada Tahun 2024 di wilayah Sumbagut meliputi Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Utara, Aceh dan Sumatera Barat dapat mencapai 40.000 MT atau setara dengan 40 juta kg metanol.
“Harapannya, langkah Pertamina Patra Niaga dalam ekspansi di produk petrokimia khususnya produk metanol ini dapat memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kehandalan suplai metanol khususnya di pasar domestik,” katanya.
Anggoro menjelaskan, penjualan metanol kepada produsen biodiesel ini adalah bentuk sinergi dengan pelaku industri minyak sawit dalam memberikan dukungan terhadap ketahanan energi nasional. Metanol adalah salah satu bahan campuran utama dalam produksi biodiesel (Fatty Acid Methyl Ester atau FAME).
“FAME inilah yang kemudian dicampur dengan produk Solar untuk dijadikan produk Biosolar. Saat ini kebiijakan pemerintah untuk pemanfaatan biodiesel dalam campuran solar adalah 35% atau biasa kita ketahui sebagai Biosolar 35 (B35),” lanjutnya.
Sementara itu, Executive General Manager Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, Freddy Anwar mengatakan, PT Pertamina Patra Niaga memiliki aspirasi rencana jangka panjang sebagai Solusi Bagi Energi dan Dekarbonisasi menuju Transisi Energi. Diakuinya, satu pilar untuk mencapai rencana perusahaan di atas diantaranya perlu menjadi pemimpin pasar trading Petrokimia di regional.
“Kita pahami bahwa kedepannya penggunaan energi akan bergeser ke arah energi yang lebih ramah lingkungan. Oleh karena itu, saat ini kami sudah memulai untuk terus mengembangkan pasar produk petrokimia yang diharapkan kedepannya dapat menjadi engine baru dari pertumbuhan perusahaan,” jelas Freddy.
Program lainnya untuk mendukung tujuan perusahaan adalah “Pertamina One Solution”, merupakan program untuk memasarkan berbagai produk dan layanan yang ada di Pertamina.
“Pengiriman produk metanol ini merupakan salah satu contoh implementasi layanan Pertamina One Solution dimana kami tidak hanya menyuplai BBM kepada pelanggan tetapi juga sekaligus melayani kebutuhan produk petrokimia dari pelanggan,” kata Freddy.
Mengenai seluruh produk, layanan dan informasi terkait Pertamina Patra Niaga masyarakat dapat langsung menghubungi Pertamina Call Center (PCC) 135 atau cek langsung di aplikasi MyPertamina. rz/ris